PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU SDIT Al Inayah Tahun Pelajaran 2018-2019

23 Januari 2018 Tinggalkan komentar

Info PPDB 2018-2019

Jadwal Tes Gelombang 1 : Sabtu, 17 Februari 2018

Jadwal Tes Gelombang 2 : Sabtu, 14 April 2018

PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU


IMG-20140329-01035IMG-20140329-01033IMG-20140329-01032IMG-20140329-01031IMG-20140329-01030IMG-20140329-01029IMG-20140329-01028IMG-20140329-01027

Kategori:Uncategorized

DAMPAK NEGATIF SITUS JEJARING SOSIAL BAGI SISWA

14 Februari 2013 1 komentar

Di era globalisasi dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih, penyebaran informasi serta akses telekomunikasi dan transportasi semakin lebih cepat dan mudah. Tidak dapat dipungkiri hal tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung mempunyai dampak bagi masyarakat, baik itu berdampak positif ataupun negatif. Dampaknya pun tidak terbatas terhadap kalangan tertentu saja, namun telah meluas ke semua kalangan baik kalangan terpelajar maupun bukan kalangan terpelajar.
Internet merupakan salah satu hasil dari kecanggihan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi buatan manusia. Internet adalah singkatan dari Interconnected Networking yang apabila diartikan dalam bahasa Indonesia berarti rangkaian komputer yang terhubung di dalam beberapa rangkaian jaringan. Fungsi internet bermacam-macam, dan salah satunya adalah sebagai tempat komunitas jejaring sosial dunia maya. Jejaring sosial merupakan suatu layanan dari sebuah cakupan sistem software internet yang memungkinkan penggunanya dapat berinteraksi dan berbagi data dengan pengguna yang lain dalam skala yang besar.

Situs jejaring sosial di internet bermacam-macam jenis dan bentuknya, namun yang paling dikenal dan banyak digandrungi remaja jaman sekarang adalah facebook, friendster, My Space dan twitter. Lalu, apakah situs jejaring sosial ini mendatangkan manfaat atau mendatangkan masalah baru dalam kehidupan?
Akhir-akhir ini banyak dijumpai pemberitaan di media cetak dan elektronik yang memberitakan tentang penyalahgunaan situs jejaring sosial. Beberapa berita yang paling hangat adalah kasus seorang anak remaja laki-laki yang membawa kabur seorang anak remaja perempuan yang dikenal lewat situs jejaring sosial (facebook), dan penggunaan situs jejaring sosial (facebook) sebagai ajang prostitusi di kalangan remaja. Keadaan ini sungguh sangat ironis dengan tujuan utama situs jejaring sosial itu dibuat, yakni untuk memperluas hubungan sosial.

Tidak hanya kehidupan umum saja yang terkena dampak dari situs jejaring sosial, namun pengaruhnya mulai dirasakan dalam dunia pendidikan. Dampak terburuk dalam dunia pendidikan yang mungkin dihasilkan dari situs jejaring sosial adalah mulai menurunnya motivasi dan prestasi belajar siswa. Motivasi adalah salah satu hal penting yang harus dimiliki oleh siswa demi mencapai prestasi belajar yang diingingkan. Jika motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran telah menurun, bagaimana prestasi belajar yang baik dapat dicapai?

Jejaring sosial atau jaringan sosial adalah suatu struktur sosial yang dibentuk dari simpul-simpul (umumnya adalah individu atau organisasi) yang diikat dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dan lain sebagainya. Jejaring sosial sebagai struktur sosial yang terdiri dari elemen-elemen individual atau organisasi. Jejaring ini menunjukan jalan dimana mereka berhubungan karena kesamaan sosialitas, mulai dari mereka yang dikenal sehari-hari sampai dengan keluarga. Istilah ini diperkenalkan oleh profesor J.A. Barnes di tahun 1954.

Akhir-akhir ini banyak dijumpai pemberitaan di media cetak dan elektronik yang memberitakan tentang penyalahgunaan situs jejaring sosial. Beberapa berita yang paling hangat adalah kasus seorang anak remaja laki-laki yang membawa kabur seorang anak remaja perempuan yang dikenal lewat situs jejaring sosial (facebook). Selain itu penyalahgunaan situs jejaring sosial (facebook) juga digunakan sebagai ajang prostitusi di kalangan remaja. Selain kedua hal tersebut, masih banyak lagi masalah-masalah yang ditimbulkan dari situs pertemanan sosial. Keadaan ini sungguh sangat ironis dengan tujuan utama situs jejaring sosial itu dibuat, yakni untuk memperluas hubungan sosial, untuk kebutuhan konsumen atau pemakai, menekankan pada sisi sosial atau eksternal, serta lebih diutamakan sisi emosionalnya (dalam Pengaruh Jejaring Sosial Dalam Masyarakat, SatriaKusumaIndustriesBlog.com).

Dampak situs jejaring sosial mungkin lebih banyak dirasakan oleh kalangan remaja, karena sebagian besar pengguna jejaring sosial adalah dari kalangan remaja pada usia sekolah. Karena sangat mudah menjadi anggota dari situs jejaring sosial, maka tidak heran jika banyak orang baik sengaja ataupun hanya coba-coba mendaftarkan dirinya menjadi pengguna situs jejaring sosial tersebut. Tidak butuh waktu lama akan menjadi kebiasaan untuk mengakses dan membuka situs-situs jejaring sosial tersebut, dan berinteraksi secara pasif di dalamnya. Akibatnya pengguna dalam hal ini peserta didik (siswa) bisa lupa waktu karena terlalu asyik dengan kegiatannya di dunia maya tersebut.
Yang paling menghawatirkan adalah bahwa pada era teknologi dan globalisasi seperti sekarang ini, telepon seluler yang dulunya hanya berfungsi sebagai alat penerima dan pemanggil jarak jauh, kini dapat digunakan untuk mengakses internet dan situs jejaring sosial. Jadi siswa tidak perlu lagi ke warnet untuk mengakses situs pertemanan, melainkan dapat mengaksesnya langsung di telepon seluler mereka. Hal ini semakin menambah banyak kasus penyalahgunaan situs jejaring sosial untuk hal yang tidak sesuai dengan aturan.

Tidak hanya siswa, para mahasiswapun tidak luput dari dampak situs jejaring sosial ini. Sebuah penelitian terbaru dari Aryn Karpinski, peneliti dari Ohio State University, menunjukkan bahwa para mahasiswa pengguna aktif jejaring sosial seperti facebook ternyata mempunyai nilai yang lebih rendah daripada para mahasiswa yang tidak menggunakan situs jejaring sosial facebook. Dari 219 mahasiswa yang diriset oleh Karpinski, 148 mahasiswa pengguna situs facebook ternyata memiliki nilai yang lebih rendah daripada mahasiswa non pengguna. Menurut Karpinski, memang tidak ada korelasi secara langsung antara jejaring sosial seperti facebook yang menyebabkan nilai para mahasiswa atau pelajar menjadi jeblok. Namun diduga jejaring sosial telah menyebabkan waktu belajar para siswa atau mahasiswa tersita oleh keasyikan berselancar di situs jejaring sosial tersebut. Para pengguna jejaring sosial mengakui waktu belajar mereka memang telah tersita. Rata-rata para siswa pengguna jejaring sosial kehilangan waktu antara 1 – 5 jam sampai 11 – 15 jam waktu belajarnya per minggu untuk bermain jejaring sosial di internet.

Berdasarkan hasil riset Yahoo di Indonesia yang bekerja sama dengan Taylor Nelson Sofres pada tahun 2009, pengguna terbesar internet adalah usia 15-19 tahun, sebesar 64 persen. Riset itu dilakukan melalui survei terhadap 2.000 responden. Sebanyak 53 persen dari kalangan remaja itu mengakses internet melalui warung internet (warnet), sementara sebanyak 19 persen mengakses via telepon seluler. Sebagai gambaran, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia pada 2009 menyebutkan, pengguna internet di Indonesia diperkirakan mencapai 25 juta. Pertumbuhannya setiap tahun rata-rata 25 persen. Riset Nielsen juga mengungkapkan, pengguna Facebook pada 2009 di Indonesia meningkat 700 persen dibanding pada tahun 2008. Sementara pada periode tahun yang sama, pengguna Twitter tahun 2009 meningkat 3.700 persen. Sebagian besar pengguna berusia 15-39 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa memang benar adanya pengguna situs jejaring sosial adalah dari kalangan remaja usia sekolah.

Motivasi dan prestasi belajar siswa dapat menurun karena situs jejaring sosial. Buktinya pada penelitian yang dilakukan oleh Aryn Karpinski yang sudah ditulis di bagian atas. Prestasi belajar dalam hal ini nilai siwa menurun akibat terlalu sering membuka situs jejaring sosial di internet. Hal ini mungkin karena motivasi belajar siswa tersebut juga menjadi berkurang karena lebih mementingkan jejaring sosialnya daripada prestasi belajarnya sendiri. Motivasi sangat memegang pengaruh yang penting terhadap siswa, karena dengan motivasi siswa tersebut dapat menyadari betapa pentingnya belajar untuk kehidupan yang akan datang. Motivasi juga berpengaruh terhadap pencapaian cita-cita siswa yang mungkin telah tertanam sejak siswa itu memiliki cita-cita. Untuk itulah motivasi belajar siswa perlu dipertahankan dan jangan sampai motivasi tersebut menurun akibat dari penggunaan sius jejaring sosial yang semakin menghawatirkan.

Solusi Penyelesaian Masalah

Banyak masalah yang ditimbulkan jejaring sosial di kehidupan nyata, terlebih dampak nyatanya pada dunia pendidikan. Motivasi siswa kini menurun, prestasi belajarnyapun menurun, dan minat siswa untuk mengikuti pelajaran juga mulai mengalami penurunan. Kurangnya waktu belajar juga meruoakan implikasi dampak negatif dari situs jejaring sosial. Masalah-masalah tersebut dapat saja diatasi dengan jalan melarang siswa atau anak didik untuk tidak menjadi pengguna jejaring sosial. Tapi, apa hanya sampai di situkah pengawasan yang dilakukan?

Setidaknya ada beberapa dampak negatif dari situs jejaring sosial:

1. Membuat Seseorang Menjadi Penyendiri dan Susah Bergaul
Situs jejaring sosial di internet membuat penggunanya memiliki dunia sendiri, sehingga tidak sedikit dari mereka tidak peduli dengan orang lain dan lingkungan di sekitarnya. Seseorang yang telah kecanduan situs jejaring sosial sering mengalami hal ini. Yang mengakibatkan dirinya tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya lagi.

2. Kurangnya Sosialisasi dengan Lingkungan
Hal ini cukup mengkhawatirkan bagi perkembangan kehidupan sosial peserta didik (siswa). Mereka yang seharusnya belajar sosialisai dengan lingkungan justru lebih banyak menghabiskan waktu untuk berselancar di dunia maya bersama teman teman di komunitas jejaring sosialnya, yang rata-rata membahas sesuatu yang tidak penting. Akibatnya kemampuan interaksi siswa menurun.

3. Menghamburkan Uang
Akses internet untuk membuka situs jejaring sosial jelas berpengaruh terhadap kondisi keuangan siswa (terlebih kalau akses dari warnet). Tidak jarang siswa menggunakan uang SPP mereka untuk pergi ke warnet sekedar untuk membuka situs jejaring sosial saja. Ini dapat dikategorikan sebagai pemborosan, karena menggunakan uang secara tidak produktif.

4. Berkurangnya Waktu Belajar Siswa
Hal ini sudah jelas, karena dengan mengakses internet dan membuka situs jejaring sosial siswa akan lupa waktu, sehingga yang dikerjakannya hanyalah itu-itu saja.

Menurut pengamat sosial media dan teknologi informasi Nukman Luthfie, selain harus waspada, orang tua juga harus mempelajari secara mendalam media sosial ini demi masa depan anak-anak. Berdasar penelusurannya, ditemukan fakta bahwa dari 17,6 juta pemilik akun jejaring sosial facebook berasal dari Indonesia, dan 360.000 orang di antaranya berumur 13 tahun.
“Bagi orang tua, saya sarankan untuk segera menghindarkan anak-anaknya yang belum berumur 13 tahun dari facebook atau jejaring sosial sejenis. Memang banyak games menarik di facebook yang bisa menggoda anak-anak. Namun tetap saja harus dihindari. Masih banyak games lain yang menarik dan bisa dimainkan tanpa harus jadi anggota facebook,” kata Nukman.
Ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh orang tua sebagai langkah untuk menjaga anak-anak mereka dari dampak negatif situs jejaring sosial, di antaranya adalah sebagai berikut:
Pertama, berupaya belajar tentang internet serta situs jejaring sosial yang ada di internet tersebut. Hal ini perlu dilakukan agar setidaknya para orang tua mengetahui seperti apa teknologi sekarang ini, dan bisa mengawasi anaknya pada saat berselancar di internet. Kedua, beritahukan tentang bahaya yang mengintai dalam penggunaan situs jejaring sosial. Hal ini akan membuat anak menjadi lebih berhati-hati dalam menggunakan jejaring sosial tersebut, dan mengerti batasan-batasannya. Ketiga, sebisanya dampingi anak saat berselancar di dunia maya, terlebih pada saat anak tersebut membuka situs jejaring sosial. Keempat, tidak memberikan telepon seluler yang dapat mengakses internet pada anak yang belum cukup umur.

Dalam perkembangannya di jaman sekarang ini, mengakses internet dan membuka situs jejaring sosial kini dapat dilakukan dengan telepon seluler. Hal ini cukup membuat dampak dari jejaring sosial sangat dirasakan dikalangan siswa. Masalahnya adalah banyak siswa yang mengakses situs jejaring sosial tersebut dari telepon seluler mereka pada saat proses pembelajaran berlangsung. Akibatnya para siswa tidak serius mengikuti pelajaran yang berlangsung, sehingga konsentrasi mereka hanya pada jejaring sosial yang mereka akses melalui telepon genggam. Melihat keadaan ini, lambat laun motivasi belajar mereka juga akan mengalami penurunan. Motivasi belajar sangat erat kaitannya dengan prestasi siswa. Jika motivasi atau keinginan siswa untuk belajar rendah maka yang terjadi adalah prestasi mereka juga akan mengalami penurunan. Hal inilah yang sangat menghawatirkan dalam dunia pendidikan.

Dari paparan dampak situs jejaring sosial di atas, adapun langkah strategis yang dapat dilakukan untuk pengimplementasian gagasan yaitu sebagai berikut:

1. Memberikan Pemahaman kepada Siswa Tentang Bahaya Situs Jejaring Sosial
Langkah ini perlu dilakukan agar para siswa tahu bahaya dari penggunaan situs jejaring sosial, dan dapat menggunakannya secara lebih bijak. Selain itu langkah ini juga dapat menimbulkan rasa waspada kepada siswa sehingga dalam menggunakan situs jejaring sosial mereka lebih berhati-hati.
Usahakan Untuk Tidak Memberikan Telepon Seluler yang Dapat Mengakses Internet (situs jejaring sosial)

Kecanggihan alat komunikasi sekarang ini telah memungkinkan telepon seluler untuk mengakses internet. Bahkan beberapa merek telepon seluler ternama berlomba-lomba mengeluarkan produk yang memiliki kecanggihan dan kemampuan akses internet, yang memungkinkan penggunanya mengakses situs jejaring sosial dengan sangat mudah. Hal ini dapat menyebabkan siswa kecanduan mengakses situs jejaring sosial dengan telepon seluler mereka. Maka dari itu sebagai orang tua, usahakanlah untuk tidak memberikan telepon seluler kepada anak usia dini, karena kebanyakan anak usia dini belum dapat memanfaatkan internet dengan baik, maka akan berakibat pada prestasi mereka disekolah karena terlalu sering mengakses internet atau jejaring sosial. Karena tujuan utama telepon seluler adalah untuk alat komunikasi saja.

2. Mengawasi Siswa dalam Berinternet atau Berjejaring Sosial
Pengawasan terhadap pergaulan siswa dalam jejaring sosial dunia maya sangat diperlukan, karena jika siswa tidak diawasi mereka akan dengan mudah mengakses situs jejaring sosial tersebut dan menggunakannya kea rah yang tidak baik. Pergaulan mereka akan mudah melawan perkataan orang tua, dan usaha kita untuk menyelamatkan anak untuk tidak menggunakan akses internet secara berlebihan akan sia-sia dan tidak mendapatkan hasil yang maksimal. Pergaulan anak yang bebas dan pengaruh dari teman-teman juga dapat memudahkan anak untuk mengakses situs jejaring sosial dengan mudah. Maka dari itu mereka perlu diawasi untuk tidak mengakses internet dengan bebas.

Dengan mengimplementasikan gagasan di atas, diharapkan berbagai dampak negatif yang ditimbulkan oleh situs jejaring sosial dapat ditanggulangi, baik sebelum terjadi atau sesudah dampak itu terjadi. Namun untuk lebih meminimalkan dampak negatif yang dihasilkan dari situs jejaring sosial, alangkah lebih baiknya jika kita menggunakan internet dan jejaring sosial dengan bijak.

KESIMPULAN

Gagasan yang Diajukan
Adapun gagasan yang dapat kami ajukan adalah, sebagai seorang siswa yang mempunyai nalar dan pikiran kritis terhadap persoalan yang ada, alangkah lebih baik jika menggunakan situs jejaring sosial dengan lebih bijaksana dan sesuai dengan aturan, agar dampak negatif yang ditimbulkan menjadi lebih berkurang. Sehingga motivasi belajar siswa tetap terjaga dan prestasi belajar mereka dapat ditingkatkan lagi, sesuai dengan tugas dan tanggung jawab mereka sebagai peserta didik.

Teknik Implementasi yang Dilakukan
Mengenai teknik implementasi, kami mencoba untuk memberikan pengarahan kepada siswa tentang dampak dan akibat negatif dari situs jejaring sosial tersebut, agar siswa dapat lebih memahami penggunaan situs jejaring sosial dan menggunakannya dengan baik. Selain itu siswa juga perlu diberi kesadaran akan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang pelajar untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajarnya.

Manfaat dan Dampak
Manfaat dari karya tulis ini yaitu memberikan solusi mengenai dampak negatif dari situs jejaring sosial terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa. Agar nantinya dampak tersebut dapat diminimalisir adanya. Adapun dampak dari karya gagasan ini yaitu memberikan porsi solusi dan pemecahan masalah yang beragam terhadap dampak negatif jejaring sosial terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa, sehingga prestasi siswa dapat meningkat.

(Sumber dari berbagai tulisan)

DAFTAR RUJUKAN
http://anugerawan.blogspot.com/2009/12/dampak-negatif-dan-positif-jaringan.html.
http://merdeka-panthom.blogspot.com/10 dampak negatif facebook bagi pelajar dan remaja.
http://rayandimas.blogspot.com/2010/02/dampak-dari-jejaringan-sosial.html.
http://www.kompas.com/Berjejaring Sosial Itu Butuh Kedewasaan.

SEMOGA BERMANFAAT

Kategori:Informasi

PERILAKU DESTRUKTIF PADA ANAK

7 September 2012 Tinggalkan komentar

Kasus Pada Anak Yang Orang Tuanya Bercerai

Latar Belakang Masalah

Perkembangan kepribadian anak terbentuk sejak anak dilahirkan. Lingkungan keluarga adalah lingkungan yang pertama dikenal oleh anak. Anak akan selalu memperhatikan apapun yang terjadi di sekitamya. Terutama sikap dan perlakuan setiap orang terhadap dirinya. ini terjadi rada bulan-bulan pertama kehidupannya. Setelah anak agak besar yaitu pada saat ia sudah mulai berpikir dan menangkap apa yang terjadi. bisa membedakan respon yang positif dan negatif, maka suasana keluarga menjadi suatu hal yang penting yang harus diperhatikan. Suasana keluarga ditentukan oleh kepribadian setiap anggotanya. Dan setiap anggota keluarga adalah unik sehingga suasana di dalam keluarga itu juga dipengaruhi oleh bagaimana cara setiap anggota keluarga merespon suasana dalam keluarganya. Suasana keluarga yang kacau atau teratur, kaku atau luwes, kompetitif atau kooperatif, konsisten atau tidak konsisten. ikut mempengaruhi perkembangan anak.

Suasana dalam keluarga yang membesarkan hati anggota keluarganya adalah suasana yang memberikan “kemerdekaan, respek. persamaan, standar yang realistik, kepercayaan, disiplin yang konsisten, memberikan semangat, kesempatan mengutarakan perasaan dan adanya kerjasama”. Sebaliknya suasana keluarga yang mengecilkan hati adalah suasana keluarga yang ditandai oleh sikap orang tua yang terlalu melindungi anak, memanjakan, menolak, otoriter, mengasihi, permisif, standar yang memberatkan anak, mengasihi, disiplin yang tidak konsisten, melemahkan, menolak perasaan anak dan persaingan. Tentu saja suasana keluarga yang berbeda ini dapat memberikan dampak yang berbeda pula kepada anak. Orang tua yang menghargai anak misalnya, maka si anak akan tumbuh menjadi anak yang bertanggungjawab atau orang tua yang menciptakan suasana keluarga yang penuh kepercayaan kepada anak, maka akan tumbuh menjadi anak yang percaya bahwa ia dapat mengatasi masalah. Sebaliknva orang tua yang merasa kasihan kepada anaknya, maka si anak akan tumbuh menjadi manusia yang selalu merasa kasihan terhadap dirinva sendiri atau jika orang tua terlalu memanjakan anak maka akan menjadi anak yang tidak bertanggungjawab.

Tidak ada cara yang paling benar untuk membimbing seorang anak Namun secara umum, orang tua harus konsisten dalam melakukan untuk membimbing dan mengendalikan perilaku anak adalah berusaha untuk memecahkan masalah secara kreatif. vaitu dengan memberikan alasan kepada anak, diharuskan atau tidak diperbolehkan melakukan suatu tidakan. dengan memberikan nasehat, berusaha memahami tingkah laku yang tidak benar yang di lakukan anak. mengurangi rasa takut anak. Membentuk keberanian, menanamkan sikap mandiri kepada anak. mempunyai rasa percaya diri dalam memelihara anak, membantu berpikir positif, mengembangkan kemampuan khusus, mengawasi anak dalam mencoba sesuatu, dan melatih anak menerima kegagalan.

Kehidupan keluarga yang serasi dan harmonis itulah yang sangat mendukung perkembangan anak yang baik. Namun suatu kejadian yang tidak diharapkan terjadi bisa menimbulkan pengaruh buruk pada anak-anak. Contoh yang sangat jelas adalah bila kedua orang tua mempunyai masalah di dalam hubungan perkawinan mereka. sehingga anak akan mengalami tekanan, tekanan dalam hidupnya atau suatu bentuk ketidakpuasan dalam dirinya. Yang pada akhirya melakukan tindakan atau perilaku destruktif sebagai rasa ketidakpuasan dalam dirinya akibat dari hubungan orang tuanya yang mengalami perceraian.

Perceraian sangat besar pengaruhnya dalam perkembangan jiwa anak yang sedang rnembutuhkan kasih sayang dan perhatian. dan membuat ketidakstabilan emosi anak. karena dalam hal inipun orang tua tidak sempat untuk memberikan perhatian. kasih sayang yang didambakan anak. karena sibuk dengan permasalahan yang membuat waktunya. tenaga serta pikirannya tersita memikirkan hal tcrsebut. Hal inilah yang akan membawa anak pada perilaku destruktif yang melanggar norma dan aturan dalam masyarakat dan hal inipun akan menjadi masalah besar bagi orang tua.

Perilaku destruktif merupakan tingkah laku yang dianggap sebagai tidak cocok. melanggar norma dan adat istiadat. atau tidak terintegrasi dengan tingkah laku umum atau penyimpangan tingkah laku atau perilaku destruktif atau patologis (Kartini Kartono, 1999, 2)

Senada dengan Kartini Kartono. Sumadi Suryabrata (1998) memandang Perilaku destruktif merupakan tingkah laku atau reaksi organisme sebagat keseluruhan terhadap perangsang dari luar yang menyimpang. Reaksi tersebut terdiri dari gerakan-gerakan dan perubahan jasmani tertentu, Jadi dapat diamati secara obvektif.

Pola kriminal ayah, ibu, atau salah seorang anggota keluarga dapat mencetak pola kriminal hampir semua anggota keluarga lainnya. Oleh karena itu tradisi, sikap hidup, kebiasaan dan filsafat hidup keluarga itu besar sekali pengaruhnya dalam membentuk tingkah laku dan sikap setiap anggota keluarga. Dengan kata lain, tingkah laku kriminal orangtua mudah sekali menular kepada anak-anaknya. Lebih-lebih lagi perilaku ini sangat gampang di oper oleh anak-anak puber dan adolescents yang belum stabil jiwanya. dan tengah mengalami banyak gejolak batin. Temperamen orang tua. terutama dari ayah yang agresif meledak-ledak, suka marah dan sewenang-wenang, serta kriminal, tidak hanya akan mentransformasikan defek tempramennya saja. akan tetapi juga menimbulkan iklim yang mendemoralisir secara psikis sekaligus juga merangsang reaksi emosional yang sangat impulsive kepada anak-anaknya. Pengaruh sedemikian ini menjadi semakin buruk terhadap jiwa anak-anak remaja sehingga mereka mudah dijangkiti kebiasaan criminal tersebut. Tak diragukan. bayangan paling dominan sekaligus terburuknya selalu menghantui anak kecil dan tak akan pernah hilang adalah pertengkaran yang ia saksikan antara ayah dan ibunya. Meskipun tak tampak. Peristiwa pahit yang tak menyenangkan ini akan selalu tergambar dalam benak sang anak. Peristiwa keributan dan pertengkaran orang tua yang berdampak bagi mental anak-anak mereka adalah hal yang patut kita sesalkan. Umumnya anak-anak yang hidup dalam lingkungan seperti itu akan mengalami trauma dan akan memandang secara sinis lembaga pernikahan dan pembentukan keluarga. Ia akan menganggap kehidupan semua lelaki dan perempuan tak ubahnva seperti yang dilakukan ayah dan ibunva. Baginya. semua rumah tangga adalah sama. yaitu arena pertengkaran dan sarang ego. Selain itu. sifat buruk emosional. kasar yang terbangun dalam lingkungan keluarga akan membekas dalam diri seorang anak. Kelak sifat tersebut akan teraktualisasi manakala ia membangun rumah tangga. Dan anak-anak tersebut kelak akan menjadi orang yang suka menyendiri dan menyepi. tidak sabaran dan gampang marah. Dalam kondisi seperti itu. banyak diantara mereka akan mengalami penyimpangan atau perilaku destruktif.

Salah satu hal yang menyebabkan anak kurang kasih sayang adalah perceraian. Perceraian dalam keluarga itu biasanya berawal dari suatu konflik antara anggota keluarga. Bila konflik ini sampai titik kritis maka peristiwa perceraian itu berada di ambang pintu. Dan perceraian menupakan perpisahan antara suami istri selagi keduanva masih hidup.

Perceraman dan konflik-konflik yang menjerumus pada perceraian membuat orang tua terlalu lelah. Pikirannva terpecah atau terlalu murung untuk menjadi penegak-penegak disiplin yang berhasil. kesulitan mengendalikan dan memantau tingkah laku anak merupakan masalah mengasuh anak yang paling sulit dihilangkan yang dihadapi oleh para ibu yang telah bercerai. dan orang tua dalam perkawinan bermasalah menjadi contoh buruk bagi anak-anak mereka mengenai bagaimana bergaul dengan orang lain.

Dengan adanya perceraian. banyak sekali timbul hal hal yang tidak diinginkan. terutama pada anak karena bentuk ketegangan dan konflik familial itu mengakibatkan bentuk ketidakseimbangan kehidupan psikis anak serta perselisihan rumah tangga memiliki efckefek yang mendalam terhadap kemampuan anak-anak untuk bergaul dengan teman-teman sebaya.

Dari perceraian, anak-anak juga kurang mendapatkan kasih sayang dan perhatian dan orang tua itu selalu merasa tidak aman, merasa kehilangan tempat berlindung dan tempat berpijak. Di kemudian hari mereka akan mengembangkan reaksi kompensatoris dalam bentuk dendam dan sikap bermusuhan terhadap dunia luar. Ada kalanya dia secara terang-terangan menunjukkan ketidakpuasan terhadap orang tuanya, dan mulai melawan atau memberontak, sambil melakukan tindakan destruktif merusak yang tidak terkendali, baik terhadap dunia luar yang kelihatan tidak ramah baginya.

Hubungan antara perkawinan dan tingkah laku anak dengan teman-teman mereka sangatlah erat kaitannya. Anak-anak yang perkawinan orang tuanya menyedihkan,  kurang bekerja sama dalam bermain dan mempunyai lebih banyak interaksi negative dengan teman teman bermain mereka daripada anak-anak yang orang tuanya bahagia perkawinanya.

Perceraian dan konflik perkawinan dapat menempatkan anak-anak pada suatu lintasan yang menjurus pada masalah-masalah berat dikemudian hari. Kesulitan dapat dimulai pada awal masa kanak kanak dengan keterampilan-keterampilan pergaulan yang buruk dan tingkah laku garang, yang menjurus pada penolakan oleh rekan sebaya. Orang tua, karena terganggu oleh masalah-masalah mereka sendiri, kurang waktu serta perhatiannya bagi anak-anak mereka. Jadi. anak anak itu larut, tanpa terawasi, menuju ke sebuah kelompok rekan sebaya yang lebih bandel.

Secara naluriah, anak sebagai manusia yang masih perlu contoh contoh sikap-sikap keteladanan, serta perhatian dari orang dewasa adalah tidak mustahil pada suatu waktu bila orang dewasa lari dari tugas dan tanggungjawabnya. mereka akan lari juga.

 

LANDASAN TEORITIS

Perilaku Destruktif

Menurut Hamid Abdul Khalik Hamid perilaku destruktif adalah tindakan melanggar norma yang dilatarbelakangi oleh factor-faktor emosi yang terpendam, seperti prasaan minder atau benci terhadap pengekangan. Dengan demikian, maka tindakan destruktif ini merupakan gejala timbulnya rasa ingin balas dendam, atau ingin membuktikan eksistensi dirinya.

 

Menurut Ali Qaimi perilaku destruktif ditampakkan lewat perilaku dan sikap kasar, menentang, tidak suka, menolak, serta membantah keinginan tertentu. Seorang anak cenderung berbuat sesuatu yang hanya bermanfaat bagi dirinya sendiri dan merubah suasana sekehendak hatinya. Adapun kecenderungan melampaui batas perilaku destruktif pada anak-anak beragam bentuk dan rupanya. Diantaranya: Secara lisan, seperti mengejek, mencemooh, menghina, mengumpat, menggunjing, melontarkan pertanyaan bernada hina, yang mengguncang perasaan orang tuanya, mengeluarkan ancaman secara lisan maupun tindakan, seperti mengepalkan tangan dan mengarahkannya ke muka anak lain, menyerang dan merusak secara berlebihan, merebut mainan, menyingkirkan dan mendorong anak lain yang tengah bermain atau menguasai tempat bermain anak-anak, memukul dan melukai anak lain demi meraih dan merebut barang miliknya, meludahi muka anak lain atau menyerangnya secara tiba-tiba dan lain-lain.

Dan kepribadian anak-anak yang memiliki perilaku destruktif ini adalah anak yang cenderung meraih kebebasan absolut dan menolak berbagai aturan dan tatanan yang ada, terbiasa melakukan sesuatu yang bertolak belakang dengan norma-norma sosial, egois dan degil, sehingga tidak mempedulikan dan mengindahkan aturan serta norma yang ada.

 

Adapun beberapa faktor penyebab perilaku destruktif anak adalah

  1. Pendidikan, dukungan yang berlebihan, terlalu memanjakan, dan memuji secara berlebihan merupakan faktor lain yang dapat membuat seorang anak menjadi cenderung melanggar dan melampaui batas.
  2. Emosional, berkaitan dengan masalah melanggar dan melampaui batas, faktor emosional sangat berpengaruh dan menjadikan si anak memiliki kepribadian dan perilaku semacam itu, karena mereka pada masa kanak-kanaknya tidak merasakan ketenangan dan kasih sayang, seperti kekurangan kasih sayang akibat hancurya sendi-sendi hidup keluarga serta hidup jauh dari naungan ayah dan ibu.

 

Perceraian

Banyaknya kasus perceraian di kalangan keluarga ini, karena tidak adanya komunikasi dan kontrol antara anggota keluarga mereka. Setiap orang dapat tcrpengaruh oleh perilaku lingkungan keluarganya. Lingkungan keluarga yang baik adalah bilamana dapat mengawasi. Mengoreksi, dan mcmperbaiki berbagai bentuk penyimpangan anggota keluarganya. Misalnya, anak yatim yang hidup tidak seperti anak kebanyakan, akan memiliki kebebasan berbuat berdasarkan pengalamannya. Apabila kelak dia berkeluarga. dia akan bebas mengambil keputusan, termasuk didalamnya memutuskan cerai. Dia merasa tidak ada yang mengawasi dirinya sebagaimana ketika masih sendiri, tanpa orang tua, dimana segala keputusannya dianggap tidak akan mengakibatkan perpecahan maupun pengusiran bagi dirinya sendiri maupun orang lain.

Hetherington mengadakan penelitian terhadap anak-anak berusia 4 tahun pada saat kedua orang tuanya bercerai. Peneliti itu ingin mcnyelidiki apakah kasus perceraian itu akan membawa pengaruh bagi anak usia di bawah 4 tahun dan di atas 4 tahun. Hasilnya menunjukkan bahwa kasus perceraian itu akan membawa trauma pada setiap tingkat usia anak, meski kadar berbeda. Setiap tingkat usia anak dalam menyesuaikan diri dengan situasi baru ini memperlihatkan cara penyelesaian berbeda. Kelompok anak yang belum berusia sekolah pada kasus saat ini terjadi, ada kecenderungan untuk mempersalahkan diri bila ia menghadapi masalah dalam hidupnva. Ia menangisi dirinya. Umumnva anak usia kecil itu sering tidak betah, tidak menerima cara hidup yang baru. Ia tidak akrab dengan orang tuanya, anak ini sering dibayangi rasa cemas, selalu ingin mencari ketenangan. Kelompok anak yang sudah menginjak usia besar pada saat terjadinya kasus perceraian memberi reaksi lain. Kelompok anak ini tidak lagi menyalahkan diri sendiri, tetapi memiliki sedikit perasaan takut karena perubahan situasi keluarga dan merasa cemas karena ditinggalkan salah satu orang tuanya. Dan jika perceraian dalam keluarga itu terjadi saat anak menginjak usia remaja, mereka mencari ketenangan, entah di tetangga, sahabat atau teman sekolah.

Kasus perceraian membawa akibat yang sangat mendalam, menimbulkan ketidakstabilan emosi, mengalami rasa cemas, rasa tertekan, sering marah-marah dan tercipta perasaan yang tidak menentu.

Kasus perceraian juga dapat menghambat perkembangan anak, terganggunya pergaulan dengan teman sebaya, anak berkembang tidak stabil terutama ketika bergaul dengan teman-temannva, kurang imajinatif dan daya kreatif kurang.

 

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan Penelitian yang dilakukan Periaku destruktif yang kerap dilakukan anak yang orang tuanya bcrcerai, diantaranya:

1. Bila teman bermain, ikut serta dan mengganggunya

Hal ini terlihat dari perilaku responden, bila teman sedang bermain, ikut serta mengganggunya, sebanvak 55% menjawab selalu mengganggu.

5% menjawab sering mengganggu, 15 % menjawab kadang-kadang dan jarang mengganggu, dan 10% menjawab tidak pcrnah mcngganggu.

2. Melukai teman

Hal ini terlihat dari perilaku responden, yang melukai temannya, sebanyak 55% menjawab selalu melukai teman, 30% menjawab sering melukai, 10% menjawab kadang—kadang, 5% menjawab jarang melukai teman.

3. Melanggar tata tertib sekolah

Hal ini terlihat dan perilaku responden yang mcfanggar tata tertib sekolah. sebanyak 45% menjawab selalu melanggar tata tertih, 30%

menjawab kadang-kadang, 15% menjawab jarang, 10% menjawab tidak pernah melanggar tata tertib.

4. Membantah Nasehat

Hal mi terlihat dan perilaku responden yang membantah nasehat orang tu. sebanvak 55% menjawab selalu membantah. 30% menjawab sering membantah. 10% menjawab kadang-kadang. 5 % menjawab tidak pernah membantah nasihat orang tua.

5. Merusak Barang

Hal ini terlihat dan perilaku responden selalu merusak barang sebanyak 30% dan tidak pernah. 10 % menjawab sering dan jarang, 20 % menjawab kadang-kadang merusak barang.

6. Menghina Teman

Hal ini terlihat dari perilaku responden yang selalu menghina teman, sebanvak 55%, 30%  menjawab sering menghina, 10% menjawab kadang-kadang, dan 5 % menjawab jarang menghina teman.

7. Memukul teman

Hal ini terlihat dari perilaku responden yang selalu memukul teman, sebanvak 70%, 10 % rnenjawab sering memukul, jarang. Dan tidak pernah memukul teman.

8. Membuat kegaduhan dalam kelas

Hal ini tenlihat dan perilaku responden yang membuat kegaduhan dalam kelas, sebanyak 40 %. sebanyak 15 % menjawab sening, kadang-kadang, jarang, dan tidak pernah.

9. Bermain sesuka hati

Hal ini terlihat dan perilaku responden yang bermain sesuka hati sebanak 30% menjawab jarang 20 % sering, tidak pernah dan 10 % menjawab kadang-kadang bermain sesuka hati.

10. Marah bila diejek

Hal ini terlihat dan perilaku responden yang selalu marah bila diejek sebanyak 30% dan jarang, 5% menjawab sering, 20 % menjawab kadang-kadang, dan sebanyak 15% menjawab tidak pernah marah jika diejek.

11. Bangga mendapat hukuman

Hal ini terlihat dari perilaku responden yang selalu bangga mendapat hukuman sebanyak 70%, 10% menjawab kadang-kadang dan jarang, serta 5% menjawab sering dan tidak pernah mendapat hukuman.

12. Membalas olokan teman

Hal ini terlihat dari perilaku responden yang selalu membalas olokan teman, sebanyak 45 %, 10% menjawab sering dan tidak pernah. 20% menjawab kadang-kadang, 15% menjawab jarang membalas olokan teman.

13. Menentang guru dan orang tua

Hal ini terlihat dan perilaku responden yang selalu menentang guru dan orang tua. sebanvak 75%. 10% menjawab sering. dan 5% menjawab kadang-kadang, jarang. serta tidak pernah menentang orang tua.

14. Bersikap kasar

Hal ini terlihat dari perilaku responden yang selalu bersikap kasar sebanvak 75%, 10 % menjawab sering, dan 15 % menjawab tidak pernah bersikap kasar.

15. Tidak suka diatur-atur

Hal mi terlihat dari perilaku responden yang selalu tidak suka diatur oleh orang tua sebanyak 30%, 25% menjawab sering dan kadang-kadang, dan 15% menjawab tidak pernah dan 5 % menjawab jarang.

16. Bangga menjadi orang yang ditakuti

Hal ini terlihat dari perilaku responden yang selalu menjadi orang yang ditakuti. sebanyak 80%, 10% menjawab sering dan tidak pernah bangga menjadi orang yang ditakuti

17. Bertengkar dengan teman

Hal mi terlihat dari perilaku responden yang selalu. bertengkar dengan teman, sebanyak 50%. 10% menjawab sering bertengkar dengan teman. dan 20% menjawab kadang-kadang. 15 % menjawab jarang. dan 5% tidak pernah bertengkar dengan teman

18. Marah mendapat teguran keras

Hal ini terlihat dari perilaku responden yang selalu bertengkar dengan teman sebanvak 55%, 10% menjawab sering bertengkar dengan teman, dan 15% menjawab kadang-kadang, dan 20% tidak pernah bertengkar dengan teman,.

19. Mengutak atik barang hingga rusak dan berantakan

Hal ini terlihat dari perilaku responden yang selalu mengutak-atik barang, sebanyak 70%, 5% kadang-kadang mengutak-atik barang, 10% menjawab jarang, dan 15% menjawab tidak pernah mengutak-atik barang.

 

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan. diperoleh hasil bahwa:

1. 80% anak korban perceraian. bangga menjadi orang yang ditakuti. 75% anak-anak menantang orang tua dan guru. 70% sering memukul teman, bangga mendapat hukuman, sening mengutak atik barang hingga rusak dan berantakan, 55% bila bermain selalu ikut serta dan mengganggunya, melukai ternan, membantah nasehat, menghina teman, dan marah bila mendapat teguran keras, 50% bertengkar dengan teman, 45% melanggar tata tertib sekolah, membalas olokan teman, 40% membuat kegaduhan dalam kelas, 30% merusak barang. tidak suka diatur-atur, bermain sesuka hati, dan marah bila diejek.

2. Berdasarkan prosentase keseluruhan dan penelitian yang dilakukan. maka perceraian sangat bcrpengaruh dan berdampak besar sekali bagi perkembangan anak, sehingga menyebabkan kecenderungan anak melakukan perilaku destruktif.

3. Kurangnya perhatian, bimbingan, perlindungan, dan kasih sayang orang tua merupakan awal dari rasa ketidakpuasan anak pada orang tuanya dan realita kehidupan yang dihadapinya yaitu perceraian kedua orang tuanya, sehingga anak mencari kepuasan di luar dan mencari kompensasi dalam lingkungannya dalam bentuk perilaku yang melanggar agar mendapatkan perhatian dari orang tuanya.

 

 

Tim Peneliti STAI Citra Didaktika Jakarta

Nova Akmalia & Tholib Kasan

 

Kategori:Psikologi

Hubungan Kerjasama Antara guru dan Orangtua dalam meningkatkan Aktivitas Belajar Murid

22 Oktober 2011 Tinggalkan komentar

Pada hakekatnya guru dan orang tua dalam pendidikan yang mempunyai tujuan yang sama, yakni mengasuh, mendidik, membimbing, membina serta memimpin anaknya menjadi orang dewasa dan dapat memperoleh kebahagiaan hidupnya dalam arti yang seluas-luasnya. Hal ini sebagai penunjang pencapaian visi Bangsa Indonesia berdasarkan ketetapan MPR RI No.IV/2004 tentang GBHN (1996:66).

“Terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai, demokrasi, berkeadilan, berdaya saing, maju dan sejahtera, dalam wadah negara kesatuan Republik Indonesia memiliki etos kerja yang tinggi serta disiplin.”

Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara sekolah (guru), orangtua murid, masyarakat, dan pemerintah. Dengan demikian, semua pihak yang terkait harus senantiasa menjalani hubungan kerja sama dan interaksi dalam rangka menciptakan kondisi belajar yang sehat bagi para murid.  Interaksi semua pihak yang terkait akan mendorong murid untuk senantiasa melaksanakan tugasnya sebagai pelajar, yakni belajar dengan tekun dan bersemangat. Selanjutnya, hubungan timbal balik antara orangtua dan guru yang benilai informasi tentang situasi dan kondisi setiap murid akan melahirkan suatu bentuk kerja sama yang dapat meningkatkan aktivitas belajar murid baik di sekolah maupun di rumah. Hubungan kerja sama antara guru dan orangtua murid sangatlah penting. Hal ini tidak tercapai akan berimplikasi pada kemunduran kualitas proses belajar mengajar, dan akan menurunkan mutu pendidikan. Dengan demikian, maka diperlukan langkah-langkah yag dapat mendukung terlaksananya peningkatan aktivitas belajar dari murid yang dilakukan oleh orangtua, guru dan keduanya dalam hubungan kerja sama saling membantu dalam meningkatkan aktivitas belajar dari murid tersebut. Walaupun kendala yang dihadapi yang tentunya tidak sedikit, tetapi dengan tujuan yang jelas sebagai pelaksana dan penanggung jawab pendidikan oleh orangtua dirumah atau di keluarga, dan guru dilingkungan sekolah maka hubungan tersebut dapat diwujudkan.

Peranan Dan Fungsi Guru Dalam Proses Belajar Mengajar

Proses belajar-mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Peristiwa belajar mengajar banyak mengakar pada berbagai pendangan dan konsep, perwujudan proses belajar mengajar dapat terjadi dalam beberapa model. Pengertian proses belajar mengajar dikemukakan oleh Usman (1989: 1) bahwa:
Proses belajar-mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Dari pengertian proses belajar mengajar yang telah diutarakan, maka kemudian melahirkan strategi dan penerapannya.

Peranan Guru

Sehubungan dengan fungsinya sebagai “pengajar”, “pendidik” Dan pembimbing”, maka diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru. Dari berbagai kegiatan interaksi belajar-mengajar, secara singkat peranan guru yang dikemukakan Sadirman (2005:144) adalah sebagai berikut:

1. Informator

Sebagai pelaksana cara mengajar informatif laboratorium, studi lapangan dan sumber informasi kegiatan akademik maupun umum.

2. Organisator

Guru sebagai organisator, pengelola kegiatan akademik, silabus dan lain-lain. Komponen-komponen yang berkaitan dengan kegiatan belajar- mengajar, semua diorganisasikan dengan sedemikian rupa, sehingga dapat mencapai efektivitas dan efesiensi dalam belajar pada diri sendiri.

3. Motivator

Peranan guru sebagai motivator ini penting artinya dalam rangka meningkatkan kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar siswa. Guru harus dapat merangsang dan memberikan dorongan serta reinforcement untuk mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreativitas), sehingga terjadi dinamika di dalam proses belajar mengajar.

4. Inisiator

Guru dalam hal ini sebagai pencetus ide-ide dalam proses belajar. Sudah barang tentu ide-ide merupakan kreatif yang dapat dicontoh oleh siswa.

5. Transmitter

Dalam kegiatan belajar guru juga akan bertindak selaku penyebar kebijasanaa pendidikan dan pengetahuan.

6. Fasilitator

Berperan sebagai fasilitator, guru dalam hal ini akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar-mengajar, misalnya saja dengan menciptakan suasana kegiatan belajar mengajar yang sedimikian rupa, sesuai dengan perkembangan siswa, sehingga interaksi belajar mengajar akan berlangsung secara efektif

7. Mediator

Guru sebagai dapat diartikan sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa. Misalnya menengahi atau memberikan jalan keluar kemacetan dalam kegaitan diskusi siswa. Mediator juga diartikan sebagai penyedia media.

8. Evaluator

Ada kecenderungan bahwa peran sebagai evaluator, guru mempunyai otoriatas untuk menilai prestasi siswa dalam bidang akademis maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat menentukan bagaimana siswa itu berhasil atau tidak.

Tugas dan Tanggung Jawab Guru

Peter mengemukakan ada tiga tugas dan tanggung jawab guru yakni:

a. Tugas guru sebagai pengajar

Guru sebagai pengajar lebih menekankan kepada tugas dalam merencanakan dan melaksanakan pengajaran. Dalam tugas ini guru dituntut memeliki penegetahuan dan keterempilan teknis mengajar,di samping menguasai ilmu atau bahan yang akan diajarkan.

b. Tugas sebagai pembimbing

Guru sebagai pembimbing memberikan tekanan kepada tugas, memberikan bantuan kepada siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapinya.

c. Tugas guru sebagai administrator

Guru sebagai administrator kelas pada hakekatnya merupakan jalinan antara ketatalaksanaan bidang-bidang pengajaran dan keterlaksanaan pada umumnya. Namun demikian, keterlaksanaan bidang pengajaran lebih menonjol dan lebih diutamakan bagi profesi guru.

Tugas Dan Tanggung Jawab Orangtua Dalam Aktivitas Belajar Murid

Anak akan sangat dipengaruhi oleh lingkungan keluarganya, dimana ia pertama kali menerima berbagai aspek pendidikan secara alami dari kedua orangtuanya. Oleh karena itu, bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga. Namun demikian bukan berarti bahwa pola pendidikan dalam keluarga adalah formal. Seperti yang dikemukakan oleh Zakiah (1984:35) bahwa: Pada umunya pendidikan dalam rumah tangga bukan berpangkal tolak dari kesadaran dan pengertian yang lahir dari pengetahuan mendidik, melainkan karena secara kodrati suasana dan strukturnya memberikan kemungkinan alami membangun situasi pendidikan.

Orangtua yang terdiri dari ibu dan ayah memegang peranan penting dalam perkembangan anak-anaknya. Anak yang sejak lahir selalu berada disamping  ibunya akan mendapatkan kasih sayang dan perhatian ibunya. Sehingga kemudian ia akan meniru atau menuruti segala yang didapatkannya.

Peranan Orangtua Dalam Pendidikan

Keluarga adalah merupakan lembaga pendidikan yang utama dan pertama dalam masyarakat karena dalam keluargalah manusia dilahirkan, bekembang menjadi dewasa. Bentuk dan isi serta cara-cara pendidikan di dalam keluarga akan selalu mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya watak budi pekerti dan kepribadian setiap manusia. Pendidikan yang diterima dalam keluarga inilah yang akan digunakan oleh anak sebagai dasar untuk mengikuti pendidikan selanjutnya di sekolah. Ditinjau dari fungsi dan tugasnya sebagai orangtua dalarn aktivitas belajar anak maka peranan ibu dan ayah berbeda, seperti yang dikemukakan oleh Piaget  dibawah ini :

Peranan ibu dalam pendidikan anak

1. Surnber dan pemberi rasa kasih sayang

2. Pengasuh dan pemelihara

3. Tempat mencurahkan isi hati

4. Pengaruh kehidupan dalam rumah tangga

5. Pembimbing hubungan pribadi

6. Pendidikan dalam segi-segi emosional
Peranan ayah dalam pendidikan anak

  1. Sumber kekuasaan didalam keluarga
  2. Penghubung intern keluarga dengan masyarakat atau dunia lain
  3. Pemberi perasaan aman bagi seluruh anggota keluarga
  4. Pelindung terhadap ancaman dari luar
  5. Pendidikan dari segi-segi rasional

Tanggung Jawab Orangtua

Ada beberapa tanggung jawab dari kedua orangtua dalarn menunjang pendidikan anaknya seperti yang di kemukakan oleh Zakiah (1984:38) sebagai berikut :

  1. Memelihara dan membesarkan anak. lni adalah bentuk yang paling sederhana dari tanggung jawab setiap orangtua dan dorongan alami untuk mempertahankan kelangsungan hidup manusia.
  2. Melindungi dan menjamin keamanan, baik jasmania maupun rohaniah dari berbagai gangguan penyakit dan dari penyelewengan kehidupan dari tujuan hidup yang sesuai dengan filsafah hidup dan agama yang di anutnya.
  3. Memberi pengajaran dalam arti yang luas sehingga anak memperoleh peluang untuk memiliki pengetahuan dan kecakapan seluas dan setinggi mungkin yang dapat dicapainya.
  4. Membahagiakan anak, baik dunia dan akherat, sesuai debngan pandangan dan tujuan hidup manusia.

Ada beberapa hal atau dasar-dasar yang perlu diperhatikan sebagai tanggung jawab orangtua terhadap anaknya terutama dalam konteks pendidikan adalah sebagai berikut :

  1. Adanya motivasi atau dorongan cinta kasih sayang menjalin hubungan orang dan anak. Kasih sayang orangtua yang ikhlas dan murni akan mendorong sikap dan tindakan rela menerima tanggung jawab untuk mengorbankan hidupnya dalam memberikan pertolongan kepada anaknya.
  2. Pemberian motivasi kewajiban moral sebagai konsekuensi kedudukan orangtua terhadap keturunannya.
  3. Tanggung jawab sosial adalah bagian dari keluarga yang pada gilirannya akan menjadi tanggung jawab masyarakat, bangsa dan negara.
  4. Memelihara dan membesarkan anaknya. Tanggung jawab ini merupakan dorongan demi untuk dilaksanakan, karena anak memerlukan makan, minum dan perawatan, agar anak dapat hidup secara berkelanjutan.
  5. Memberikan pendidikan dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi kehidupan anak kelak, sehingga bila anak telah dewasa dan mampu mandiri.

Hubungan Kerjasama Antara Guru Dan Orangtua Dalam Meningkatkan Aktivitas Belajar Murid

1. Adanya Kunjungan kerumah anak didik

Pelaksanaan kunjungan kerumah anak didik berdampak positif diantaranya :

Kunjungan melahirkan perasaan pada anak didik bahwa sekolahnya selalu memperhatikan dan mengawasinya. Kunjungan tersebut memberi kesempatan kepada guru melihat sendiri dan mengobservasi langsung cara anak didik belajar, latar belakang hidupnya, dan tentang masalah-masalah yang dihadapinya dalam keluarga. Guru berkesempatan untuk memberikan penerangan kepada orangtua anak didik tentang pendidikan yang baik, cara-cara menghadapi masalah yang sedang dialami anaknya. Hubungan antara orangtua dengan guru akan bertambah erat. Kunjungan dapat memberikan motivasi kepada orangtua anak didik untuk lebih terbuka dan dapat bekerjasama dalam upaya memajukan pendidikan anaknya. Guru mempunyai kesempatan untuk mengadakan interview mengenai berbagai macam keadaan atau kejadian tentang sesuatu yang ingin ia ketahui. Terjadinya komunikasi dan saling memberikan informasi tentang keadaan anak serta saling memberi petunjuk antara guru dengan orangtua.

2. Diundangnya Orangtua Kesekolah

Kalau ada berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah yang memungkinkan untuk dihadiri oleh orangtua maka akan positif sekali bila orangtua diundang untuk datang kesekolah.

3. Case Conference

Case Conference merupakan rapat atau conference tentang kasus. Conference biasanya dipimpin oleh orang yang paling mengetahui persoalan bimbingan konseling khususnya tentang kasus yang dimaksud tujuannya agar mencari jalan yang paling tepat agar masalah anak didik dapat diatasi dengan baik.

4. Badan pembantu sekolah

Badan pembantu sekolah adalah organisasi orangtua murid atau wali murid dan guru yang dimaksud kerjasama yang paling organisasi antara sekolah atau guru dengan orangtua murid.

5. Mengadakan Surat Menyurat Antara Sekolah Dan Keluarga

Surat menyurat diperlukan terutama pada waktu-waktu yang sangat diperlukan pada perbaikan pendidikan anak didik, seperti surat peringatan dari guru kepada orangtua jika anaknya perlu lebih giat, sering membolos, sering berbuat keributan dan sebagainya.

6. Adanya Daftar Nilai Atau Raport

Raport yang biasanya di berikan setiap catur wulan kepada para murid dapat dipakai sebagai penghubung antara sekolah dengan orangtua. Sekolah dapat memberi surat peringatan atau meminta bantuan orangtua bila hasil raport anaknya kurang baik atau sebaliknya jika anaknya mempunyai keistimewaan dalam suatu mata pelajaran, agar dapat lebih giat mengembangkan bakatnya atau minimal mampu mempertahankan apa yang sudah dapat diraihnya.

Orangtua dan guru adalah satu tim dalam pendidikan anak, untuk itu keduanya perlu menjalin hubungan baik. Anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu mereka bersama para guru daripada dengan orangtua. Kedengarannya mungkin agak mengejutkan, tapi memang begitulah kenyataannya. Ketika orangtua pulang dari tempat bekerja, anak-anak biasanya juga baru tiba dari mengikuti kegiatan setelah jam sekolah. Hanya tersisa waktu beberapa jam saja untuk makan malam bersama, menyelesaikan pekerjaan rumah dan mungkin menghadiri acara anak-anak. Setelah itu semuanya tidur.

Memang benar semua kegiatan sehari-hari yang dilakukan orangtua adalah penting. Dan memang banyak orangtua yang bisa menggunakan dengan baik waktu makan malam bersama, ketika membantu anak mengerjakan tugas sekolah di rumah, dan ketika mengantar anak ke sekolah. Tapi perlu diingat, pada saat yang sama ada orang dewasa lain yang juga mengajari, mempengaruhi dan bersenang-senang dengan anak-anak kita selama 6 jam sehari, yaitu guru mereka.

Anak-anak umumnya bisa melakukan tugas-tugas mereka dengan baik ketika di sekolah. Sebagian di antaranya bahkan mungkin lebih mudah mempercayai guru mereka. Untuk itu perlu kiranya setiap orangtua mengetahui dengan baik sosok guru yang mengajar anak-anaknya. Hal ini penting karena dalam pendidikan sekolah, orangtua dan guru harus menjadi satu tim yang baik.

Jika orangtua dan guru bisa saling mengenal dan mempercayai, maka anak-anak tidak akan menentang salah satu dari mereka, ketika anak-anak itu malas atau menghindar dari tugas-tugasnya. Pengertian di antara orang tua dan guru menjadikan masalah kecil tidak berkembang menjadi besar, dan masalah besar bisa diselesaikan dengan lebih baik.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar terjalin hubungan baik antara orangtua dan guru.
Ketika anak mulai sekolah, segera perkenalkan diri Anda kepada gurunya. Jangan menunggu waktu hingga Anda dipanggil ke sekolah karena anak bermasalah. Carilah jalan untuk melakukan kontak dengan mereka, walau sekedar dengan sapaan “apa kabar,” agar wajah dan nama Anda mudah diingat oleh sang guru.

Jika kemungkinan waktu untuk bertemu sangat terbatas, usahakan menghubungi bapak/ibu guru untuk menayakan kepada mereka waktu yang nyaman guna menanyakan kabar seputar perkembangan pendidikan anak Anda. Tidak perlu melakukan percakapan panjang, carilah sekedar informasi dan tunjukkan bahwa Anda sangat perhatian dengan pendidikan anak-anak.

Perkenalkan anak dengan gurunya. Satu kelas biasanya diisi 30-40 murid, usahakan guru mengenali anak Anda. Buatlah catatan singkat mengenai diri anak, hal-hal apa yang mungkin perlu diperhatikan, terutama jika anak memiliki kesulitan tertentu. Tambahkan dengan catatan berisi harapan Anda seputar pendidikan si anak. Jangan lupa sertakan nama, nomor telepon dan alamat Anda yang bisa dihubungi.

Guru adakalanya memberikan penjelasan mengenai metode belajar-mengajar yang dilakukannya. Berikanlah perhatian besar terhadap rencana pembelajaran dan pengajaran yang sudah disusun. Jika ia belum memberitahukannya kepada Anda, maka tanyakanlah. Biasanya guru sangat senang jika orangtua juga berkenan mengetahui target pelajaran yang ia tetapkan. Tapi, jangan langsung mengkritik mereka jika Anda merasa ada hal yang kurang cocok. Berikan penilaian positif jika Anda mendapati hal yang memang baik untuk kemajuan pendidikan anak.

Datangi pertemuan orangtua-guru. Hormati waktu yang digunakan guru dalam pertemuan itu. Datanglah tepat waktu, dan jangan berlama-lama jika Anda diberikan waktu khusus untuk bertemu dengan mereka. Bawalah buku catatan. Jika Anda menemukan masalah atau hal yang kurang cocok, sampaikan secara terbuka dengan cara yang baik dan sopan. Berdiskusilah untuk memecahkan masalah bersama-sama. Jika ada beberapa poin masalah, selesaikan satu persatu, dan jangan dicampur aduk.
Ingatlah aturan emas yang satu ini: senantiasa berprasangka baik kepada guru. Mereka yang mau bekerja menjadi guru, biasanya adalah orang-orang yang mencintai kegiatan belajar-mengajar. Jangan mudah termakan pendapat negatif mengenai sang guru, termasuk yang Anda dengar dari anak sendiri. Ingatlah bahwa setiap orang memberikan reaksi berbeda satu dengan yang lain. Teman baik Anda mungkin tidak menyukai seseorang yang Anda anggap hebat. Dan anak Anda mungkin perlu sedikit waktu untuk menyesuaikan diri dengan gaya mengajar guru barunya.
Guru juga manusia biasa, yang kadang mengalami hari dan waktu yang buruk. Kadang kehidupan pribadinya dilanda krisis dan masalah, dan bisa jadi mereka tidak bisa mengatasinya dengan baik. Jika guru membentak anak Anda dan melakukan hal di luar kewajaran, tanyakan kepadanya apakah ia baik-baik saja. Sedikit memberikan dukungan kepada guru, akan membuat keadaan pulih dengan segera.

Berkomunikasilah secara teratur. Anda bisa menggunakan email, atau surat jika tidak ada. Kirimkan komentar mengenai kemajuan pendidikan anak Anda, ceritakan kegembiraan si kecil belajar di sekolah. Jika anak memiliki kesulitan khusus dalam belajar, informasikanlah hal itu sejak dini kepada gurunya. Ada baiknya juga memberitahukan guru jika anak sedang dalam kondisi yang kurang baik, sakit atau sedang bersedih. Sehingga guru bisa mengantisipasi keadaan itu dan tidak kaget jika mendapati si anak sulit untuk diajar.

Berikanlah sumbangan. Krisis ekonomi adakalanya juga berdampak ke sekolah. Berikan bantuan sekedar untuk meringankan kebutuhan dalam proses belajar mengajar, mungkin dengan membelikan kapur tulis, penggaris, alat peraga dan perlengkapan sekolah lain yang diperlukan. Tapi, perlu ditanyakan dulu peraturan sekolah mengenai sumbangan orangtua, tiap sekolah mempunyai peraturan dan kebijakan yang berbeda.
Anda dan guru sama-sama menginginkan yang terbaik untuk pendidikan anak-anak. Jika Anda mendengar kabar yang buruk tentang guru, apakah ia galak, jahat, atau tidak obyektif, maka tetap pertahankan hubungan baik Anda dengan sang guru. Cari tahu masalah yang sebenarnya dengan menghubungi guru itu secara sopan. Jangan mengeluarkan kata-kata yang buruk mengenai guru di depan anak Anda. Tetap fokus terhadap masalah yang dihadapi, jadikan itu latihan bagi Anak bersikap terbuka.

Sumber :

Ali, 1983. H. Sahabuddin, 1999 Slameto, 2003. Mengajar dan Belajar. Ujung Pandang Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar.

Zakiah, 1984. M. Ngalim Purwanto, MP, 1995. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Jakarta PT. Remaja Rosdakarya Bandung.

Abdul Haling, 2004. Belajar dan Pembelajaran. Makassar Penerbit Universitas Negeri Makassar.

Mulyani Sumantri, Johar Permana, 1998-1999. Stratregi Belajar Mengajar . debdikbud

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Usman, 1989, Hasbullah, 2006. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Banjarmasi PT. Raja Grafindo Jakarta.

Jean Piaget, 1980. Strategi Belajar Mengajar.

Ketetapan MPR RI No. IV/2004 Tentang GBHN.

Sujana, 1994. Dalam Buku Meningkatkan Aktivitas Belajar Murid.

https://www.facebook.com/note.php?note_id=253793995892

Kesimpulan
Hubungan kerjasama antara guru dan orangtua dalam meningkatkan aktivitas belajar murid adalah :

  1. Adanya kunjungan ke rumah anak didik
  2. Di undangnya orangtua ke sekolah
  3. Case Conference
  4. Badang pembantu sekolah
  5. Mengadakan surat menyurat antara sekolah dan keluarga
  6. Adanya daftar nilai atau raport

Yang harus dilakukan oleh guru dalam meningkatkan aktivitas belajar murid adalah:

  1. Memberikan bimbingan dan dorongan dalam mengimbangkan sikap dan tingkah laku agar murid menguasai materi pelajaran yang diajarkan.
  2. Memberikan motivais kepada murid agar dapat mencapai hasil belajar yang baik.
  3. Merangsang dan memberi dorongan untuk belajar dengan baik dan efektif

Yang dilakukan orangtua dalam meningkatkan aktivitas belajar murid adalah:

  1. Membantu anak bila mendapat kesulitan dalam memahami tugas yang diberikan.
  2. Mengontrol waktu belajar anak dirumah.
  3. Membantu anak dalam menggunakan waktu luangnya untuk belajar.
  4. Memberikan perhatian yang cukup kepada anak dalam hal belajar.

Saran-Saran

  1. Orangtua dan guru harus terlibat dalam belajar murid, baik di rumah maupun di sekolah agar murid tersebut dapat mencapai hasil belajar yang baik dan berkualitas.
  2. Hubungan antara orangtua dan guru dalam meningkatkan aktivitas belajar murid harus tetap dipelihara dengan baik agar murid mendapat pendidikan yang lebih berkualitas dan bermanfaat bagi murid.

======================================================

SEMOGA BERMANFAAT… 🙂

Kategori:Education

Flashdisk tidak terbaca.

26 September 2011 2 komentar

Flashdisk anda tidak terbaca ?

Flashdisk yang tidak terbaca saat kita masukkan ke port di komputer merupakan masalah klasik. Bukan sesuatu hal yang baru. Tak jarang, sewaktu kita sudah membawa flashdisk ke warnet untuk mengeprint data yang ada didalamnya, tetapi flashdisk tidak dapat dibaca.

Tentu itu sangat mengesalkan. Apalagi, saat akan melakukan presentasi dari file yang ada didalam flashdisk, dan ternyata flashdisk tidak terbaca. Bukan hanya kesal, tetapi juga bercampur panik karena situasi yang mendesak.

Flashdisk yang tidak terbaca biasanya ditandai dengan tidak munculnya warning “removable hardware” di taskbar (sebelah kanan bawah) tampilan monitor anda. Atau dengan kata lain pada system tray.  Kadang ada pula yang ikonnya telah muncul, tetapi ketika diklik muncul jendela baru yang memberikan pesan error, dan sebagainya.

Jika flashdisk tidak terbaca tidak akan muncul drive USB (Universal Serial Bus) baru dibawah drive my computer ketika kita membuka windows explorer. Biasanya, masalah mengenai tidak terbacanya flashdisk ini dijumpai pada PC yang memiliki daya sistem yang tinggi (salah satunya RAM) sehingga menganggu proses pembacaan eksistensi perangkat yang baru.

Berikut adalah masalah-masalah yang ditemukan dalam pendeteksian dan pembacaan flashdisk, tetapi pastikan terlebih dahulu yang rusak bukanlah flashdisk itu sendiri, melainkan drive USB yang terdapat dalam suatu PC.

Masalah yang paling lazim terjadi adalah konflik sistem pada hardware, konflik pada hardware tersebut menimbulkan kerusakan dalam proses pembacaan flashdisk. Pada kasus ini, flashdisk terdeteksi oleh PC tetapi tidak bisa dibaca. Cara untuk mengatasinya :

  • Colokkan flashdisk pada port
  • Restart komputer
  • (Jika masih tetap tidak terbaca) uninstall USB drive
  • Bukalah My Computer
  • Klik Control Panel
  • Klik sistem
  • Jika sistem sudah terbuka, perhatikan tab hardware
  • Klik device manager dan carilah tulisan “Universal Serial Bus Controller”
  • Jika anda melihat hardware berwarna kuning, klik hardware tersebut
  • Klik “uninstall”
  • Lalu restart kembali komputer anda

Biasanya setelah cara diatas dilakukan, flashdisk anda dapat dibaca kembali. Dan apabila setelah cara diatas telah dilakukan namun tidak menunjukkan hasil apapun, kemungkinan besar itu adalah kerusakan hardware. Kerusakan hardware dapat ditimbulkan oleh banyak sebab, tapi faktor utama yang menyebabkan kerusakan hardware adalah mencabut flashdisk secara langsung dari komputer. Banyak orang yang ingin cepat dan praktis menyepelekan Safety Remove USB dan melakukan hal (mencabut flashdisk secara langsung, tanpa konfirmasi dari PC) tersebut, padahal Safety Remove USB adalah sesuatu hal yang penting untuk mencegah kerusakan hardware.

 

Berikut sedikit tips dari saya :

Cobalah di Komputer / USB yang lain

Bisa saja port USB yang anda gunakan memang rusak, jadi cobalah dahulu di pc yang lain atau port USB yang lain

Lakukan Format

Ada beberapa cara memformat Flashdisk, diantaranya yaitu :

Format di Windows Explorer

Klik Kanan Start explorer, klik kanan drive, Format – start

Format Melalui Disk Management

Klik kanan My Computer > Manage dan di pilih Disk Management, klik kanan drive lalu Format

Format lewat under DOS

Hal ini dilakukan karena MBR (Master Boot of Record) Flashdisk yg bermasalah, caranya : Ketik chkdsk /f E: (dimana E adalah drive flashdisk) buang file yang ada pada Flash Disk dengan perintah Del drive letter:*.* contoh ketik: DEL E:*.*
Lalu format dengan perintah Dos Promt. Format E:

Format dengan software atau Tools, seperti :

HP USB Storage Formatter Tools

Langkahnya yaitu :

–         Install aplikasi tersebut, rekomendasi OS yang digunakan adalah Microsoft Windows 2000, Windows 2003 Server dan Novel Netware,

–         Masukkan flashdisk yang bermasalah ke salah satu port USB. Pastikan flashdisk anda terdeteksi dan memperoleh alokasi drive di Windows,

–         Jalankan aplikasi HP USB Disk Storage Format Tool

–         Tentukan drive tempat flashdisk terpasang,

–         Pilih Create New or Replace Existing Configuration untuk membuat partisi baru baru dan menghapus konfigurasi yang ada di flashdisk,

–         Format flashdisk anda sesuai dengan file sistem yang diinginkan

Testdisk-6.10

Tools ini biasa digunakan untuk mengembalikan data-data yg kehapus di FD akibat format tapi juga bisa buat FD yg MBRnya bermasalah (cara penggunaannya find by googling), Tool-tool lain yang bisa digunakan diataranya LLFsetup2.36.1181, Format, dll

Format flashdisk melalui Linux/LiveCD Linux

Langkah yang harus dilakukan:

  1. Booting komputer menggunakan LiveCD Linux, misal Slax KillBill, Knoppix atau distro lainnya,
  2. Setelah login ke sistem, masukkan flashdisk yang bermasalah tadi ke salah satu port USB. Demi keamanan data, pastikan hanya flashdisk yang bermasalah saja yang terpasang,
  3. Pastikan flashdisk anda terdeteksi, atau setidaknya indikator led nyala,
  4. Masuk ke console
  5. Pada console jalankan cfdisk /dev/sda1 (sesuaikan dengan flashdisk ke berapa yang terpasang),
  6. Delete atau hapus partisi pada flashdisk,
  7. Buat partisi baru dengan memilih Create New | Write,
  8. Simpan perubahan yang baru saja anda lakukan,
  9. Format flashdisk dengan cara mengetikan perintah mkfs.vfat-f32 /dev/sda1 di console.
  10. Flashdisk anda telah memiliki partisi baru, sehingga bisa digunakan kembali baik di Linux maupun di Windows.

 

Mengganti Drive Letter Flashdisk

Klik kanan My Computer > Manage dan di pilih Disk Management

Contoh jika drive Flashdisk anda adalah F, klik kanan Drive F: ( flashdisk anda), kemudian pilih menu Change Drive Letter and Path for F: rubah dengan drive lain contoh rubah dengan drive G.

 

Solder Kembali Komponen Flashdisk

Kalo yang ini tips dari temen saya, komponen yang ada pada flashdisk di re solder, tapi lakukan dengan hati-hati, jangan sampai malah merusak board atau komponen flashdisk yang lain.

 

Program ulang Mikrokontroller Flashdisk

Cara ini mungkin agak sedikit extreme, jika memang solusi garansi sudah tidak ada. Mikrokontroller mengendalikan segala aktifitas pembacaan dan penulisan pada flashdisk. Caranya buka flashdisk anda, dalam hal ini saya contohkan Flashdisk dengan merek Transcend seri Jetflash V30, di situ terlihat ada dua komponen berwarna gelap yang berbentuk segi empat. Komponen yang lebih besar adalah modul memory, modul memory tersebut menentukan besarnya kapasitas flashdisk. Komponen yang lebih kecil adalah mikrokontroller.

Merek dari mikrokontrollernya adalah ALCOR-AU6982. Merek dan serinya terlihat di board Mikrokontolernya, search ke google dengan nama “alcor AU6982 flash”, Download Toolnya lalu jalankan.

 

Tips Flash Disk Supaya Kebal dari Malware

  1. Buat agar windows explorer menampilkan semua file, termasuk file yang disembunyikan. Caranya buka di folder option, lalu show hidden file termasuk recommedednya dilepas centangnya.
  2. Buka USB Flash disk (pastikan sudah bebas dari virus-virus jahat). Hapus file autorun.inf yang ada.
  3. Buat folder baru dengan nama “autorun.inf”
  4. Masuk ke folder yang baru saja dibuat.
  5. Buat file teks biasa pakai notepad dengan nama sembarangan. Nanti, nama file itu akan diubah dengan karakter-karakter dari bahsa Jepang, Korea, atau China.
  6. Kalau anda sudah instal Microsoft Office, coba buka di Character Map di Start, program, Accessories, System Tools, Character Map. Pilih font (Arial Unicode MS). Scroll kebawah sampai anda menemukan karakter-karakter Jepang, Korea, atau Cina. Klik ganda pada karakter yang dipilih. Beri saja 5 karakter untuk nama file.
  7. Klik copy
  8. Setelah itu, ubah nama (rename) file teks yang sudah dibuat. Klik kanan pada file, lalu klik rename.
  9. Tekan Ctrl + V untuk melakukan paste. Nama file pun sudah pakai karakter-karakter yang dipilih. bisa jadi yang muncul bukan huruf jepang, cina atau korea tapi kotak-kotak. Tidak apa apa itu normal.
  10. Selesai. Flash Disk anda sekarang sudah aman dari malware. Kenapa Aman? Soalnya, malware tidak bisa membuat file autorun.inf. Dalam satu folder windows, tidak ada boleh nama file yang sama, bukan? Karena nama autorun.inf sudah kita pakai, malware tidak bisa pakai nama file itu. Pembuatan file teks dengan nama file menggunakan karakter dari bahasa jepang, korea, atau cina pun ada lasannya. Malware biasanya tidak mendukung Unicode sehingga karakter-karakter jepang, Korea, dan Cina pun tetap dianggap karakter windows. Malware pun akan gagal menghapus file itu.

 

Tips mengamanakan file di flashdisk dari serangan virus
Caranya: buat sebuah folder dan beri nama dengan awalan berupa karakter-karakter spesial ASCII (cara dilakukan dengan menekan alt tahan lalu 3 angka di bagian num lock lepaskan). Contoh
alt + 123 = {
alt + 234 = Ω
alt + 235 = δ
Lalu letakkan file-file anda di folder tersebut

 

Tips Perawatan Flashdisk
1. Hindarkan dari panas langsung atau tidak langsung
2. Hindarkan dari air.
3. Jauhkan dari medan magnet.
4. Hindari benturan yang keras.
5. Tutup selalu.
6. Lakukan prosedur eject atau stop.
Jika ditaksbar Safely Remove Hardware-nya tidak bisa diakses coba gunakan mini aplikasi portable Usb Disk Ejector 1.1.2
7. Minimalisasi proses hapus tulis.
8. Lakukan scan virus (hindari Komputer bervirus)
9. Jangan melakukan pengeditan langsung pada flashdisk
10. Lakukan drefagment secara teratur.
Kemungkinan lainnya adalah jika metal usb nya dipegang tangan, kemungkinan listrik statis ditangan dapat merusak komponen elekstris pada Flashdisk, yaitu terjadi gangguan mikrokontroller Flashdisk sehingga harus diprogram ulang.

Semoga bermanfaat…..^_^’ 🙂

Kategori:Komputer

Timnas Kembali Solid

24 September 2011 Tinggalkan komentar

JAKARTA– Kondisi tim nasional (timnas) Indonesia kembali siap tempur.Pemain tim Merah Putihyang sebelumnya berencana melancarkan aksi mogok menyatakan komitmennya membela timnas di ajang kualifikasi putaran ketiga Pra-Piala Dunia (PPD) 2014.

Kabar perpecahan di tubuh timnas memang santer terdengar setelah Indonesia ditundukkan Bahrain 0-2,pada partai kedua putaran ketiga PPD 2014 Zona Asia Grup E di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK),Jakarta,Selasa (6/9).Perpecahan ditengarai akibat pernyataan Pelatih Wim Rijsbergen yang melimpahkan kekalahan itu kepada pemain. Pemain timnas geram dan tidak terima dengan pernyataan pelatih berkebangsaan Belanda tersebut.

Bahkan,terdapat tujuh punggawa timnas berencana melancarkan sikap mogok kepada mantan pelatih PSM Makassar tersebut. Namun,masalah itu akhirnya bisa dilupakan para pemain.Mereka bahkan menyatakan sikap selalu siap jika dibutuhkan negara selepas pertemuan antara pemain dan pengurus PSSI di salah satu hotel berbintang di Jakarta, Kamis (22/9) malam,meski pertemuan itu tak dihadiri Rijsbergen.

”Sudah terjadi mediasi antara pemain dan manajemen.Sekarang sudah tidak ada masalah lagi,masalah sudah selesai.Pemain akan terus komitmen untuk bangsa dan negara.Awalnya memang ada ganjalan di hati para pemain.Tapi,dengan adanya pertemuan antara pemain,pengurus,serta manajemen, kerikil itu bisa dihilangkan.Saya bisa katakan,permasalahan di timnas selesai,” ungkap kapten sekaligus bomber timnas Bambang ‘Bepe’ Pamungkas.

Penyerang Persija Jakarta ini menambahkan,emosi sesaat yang dilontarkan para pemain teratasi setelah mereka kembali ke keluarga masing-masing.Sayang,kabar bagus itu belum dikabarkan kepada Rijsbergen.Bepe pun membenarkan pemain belum ada komunikasi dengan pelatih setelah kekalahan dari Bahrain.

Pemain mencoba menyerahkan hal itu kepada Benhard Limbong selaku penanggung jawab timnas dan Koordinator Timnas Bob Hippy untuk menjembatani komunikasi pemain dan pelatih yang sebelumnya sempat retak. ”Komentar dari pemain adalah emosi sesaat.Tapi,setelah kembali ke rumah pasti akan kembali baik.

Saat ini belum ada komunikasi antara pemain dan pelatih.Kami hanya koordinasi dengan Pak Bob dan Pak Limbong untuk menyampaikan apa yang kami rasakan,”ungkap Bepe. Sementara Limbong bersyukur masalah itu tak berbuntut panjang.Pria yang juga menjabat Ketua Komite Disiplin (Komdis) PSSI ini menyatakan,tidak ada lagi ganjalan-ganjalan di tubuh tim kebanggaan masyarakat Indonesia tersebut

Kategori:Sport

Selamatkan Hutan dengan Silat Harimau

24 September 2011 2 komentar

Selamatkan Hutan dengan Silat Harimau

Gabungan antara tari dan seni silat harimau asal Minangkabau disajikan dalam gelar budaya sekaligus kampanye Greenpeace Inisiatif Penyelamatan Hutan Rumah Harimau di Taman Ismail Marzuki.

Gelar budaya ini sekaligus hendak menunjukkan bahwasanya harimau saat ini tengah sekarat di habitatnya. Dalam gelar budaya yang diselenggarakan Jumat (16/9) di Teater Kecil TIM ini, sejumlah seniman menampilkan seni bela diri silat harimau yang digabungkan dengan tari. Mereka menampilkannya dalam aksi teatrikalRimbo Larangan. Rimbo Larangan berkisah dalam sebuah hutan,manusia datang dan membangun sebuah ladang.

Manusia-manusia ini membabat habis hutan dan menggantikannya dengan tanaman industri. Mereka tidak mengindahkan kelestarian hutan hingga seluruh penghuni hutan terganggu. Salah satunya habitat harimau. Para harimau ini mengincar manusia yang mengganggunya hingga kemudian terjadi perkelahian antara harimau dengan manusia.

Dan demikianlah adanya, harimauharimau yang tinggal di hutan menyerang penduduk karena habitatnya terganggu. Dalam aksi teatrikal ini, kolaborasi antara seni silat harimau dan tari kontemporer disajikandalamsatu panggung. Koreografer Rimbo Larangan Clarissa Yan Mari mengatakan dirinya mencoba menggabungkan tari khas Minang dengan seni silat harimau dalam sebuah perpaduan kesenian.

“Banyak unsur tari tradisional Minang yang saya masukkan bersama dengan gerakangerakan silat harimau,” tegas Clarissa. Gerakan-gerakan silat dan unsur tari Minang menjadi daya tarik tersendiri dalam pertunjukan ini. Gerakan silat harimau yang khas dengan serangan-serangan mematikan dan gerakan serangan bawah tersaji melalui padepokan silat harimau pimpinan Datuk Rajo Edwel Yusri.

Datuk Edwel Yusri yang juga salah satu koreografer gerak silat dalam film Merantau itu rela menampilkan silat harimau meski sebenarnya silat harimau tidak boleh dipelajari oleh sembarang orang. “Gerakan silat harimau ini sangat khas. Sangat mematikan karena serangan-serangannya sangat berbahaya. Oleh karenanya tidak sembarang orang bisa mempelajari silat harimau,” tutur Datuk Edwel Yusri.

Meski demikian, Datuk Edwel merasa senang bisa menampilkan kesenian di depan publik.Terlebih, gelar budaya ini juga sebagai bentuk kampanye dari Greenpeace tentang penyelamatan rumah harimau. Menurut Datuk, sejarah silat harimau bermula ketika kakek buyut Datuk Edwel, Inyiek Angguik, memiliki telepati turun-temurun.

Inyiek Angguik yang hidup pada zaman kolonial Belanda bahkan memelihara delapan ekor harimau di mana semuanya hidup liar di hutan Pasaman. Sesekali, harimau-harimau ini datang ke Inyiek Angguik saat Inyiek melatih jurus silat. Kadang seharian mereka bercengkerama di kolong rumah panggung. Konon, jurus silat harimau bermula dari gerakan alami saat harimau sumatera bergelut satu sama lain.

Alih-alih bersumber dari perang atau perkelahian, jurus silat ini justru tercipta dari rasa kasih sayang para datuk kepada para harimau mereka. Termasuk di antaranya adalah kakek buyut Datuk Edwel, Inyiek Angguik. “Bagi masyarakat Minangkabau, harimau sumatera ini sakral dan kami panggil inyiak (kakek) karena rasanya kasar sekali kalau harus menyebutkan dengan harimau saja,” tegas Datuk Edwel

Kategori:Budaya

Bonus 500 Juta ?

8 Desember 2010 Tinggalkan komentar

Jakarta,
Indonesia melalui tendangan pinalti Bambang Pamungkas berhasil mengungguli Thailand jadi 2 – 1 pada pertandingan laga ketiga Grup A piala AFF, di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (7/12).

Kapten timnas Indonesia Bambang Pamungkas yang diturunkan sebagai pemain pengganti di babak kedua untuk kedua kalinya sukses mengeksekusi penalti di menit 88. Indonesia berbalik unggul 2-1 setelah sebelumnya Thailand sempat unggul 1-0 di menit 69 lewat Suree Sukha.

Sebelumnya pada menit 81 Bambang sukses menyamakan kedudukan setelah dengan mulus mengeksekusi tendangan penalti pertamanya menyusul pelanggaran terhadap Cristian Gonzales oleh pemain belakang Thaland di kotak penalti kesebalasan Negeri Gajah itu.

Sukses lolos ke semifinal Piala AFF 2010, punggawa tim nasional Indonesia mulai kecipratan bonus. Bonus lebih besar menanti jika lolos ke final dan menjadi juara.

Menurut situs PSSI, Tim Merah Putih telah mendapatkan bonus Rp500 juta. Ini bagian dari ‘cicilan’ bonus Rp 2,5 miliar yang dijanjikan  PSSI jika timnas Indonesia sukses lolos ke babak final Piala AFF.

Ketua Umum PSSI, Nurdin Halid menyebut juga akan menambah bonus Rp 3 miliar jika menjadi juara. Jadi, total bonus yang akan diterima Pasukan Garuda jika menjadi juara AFF untuk kali pertama yakni Rp5,5 miliar.

“Sekarang ini kita baru setengah jalan,” kata Nurdin seusai memberikan dukungan kepada timnas di SUGBK Senayan, Jakarta, kemarin, sesuai dilansir situs PSSI.

Timnas Indonesia tampil gemilang pada tiga laga penyisihan Grup A dengan berturut-turut menaklukkan Malaysia 5-1, Laos 6-0, dan terakhir Thailand 2-1, Selasa 7 Desember 2010.

Menurut Nurdin, timnas Indonesia tetap harus mempersiapkan diri lebih baik lagi untuk menghadapi babak semifinal nanti. “Kita tak boleh lengah. Para pemain harus fokus menghadapi dua partai penting di babak semifinal itu, tidak usah terlalu larut dalam euforia kemenangan,” tegas Nurdin.

Indonesia menjadi satu-satunya tim yang meraih poin sempurna, 9, di antara delapan tim peserta penyisihan Piala AFF 2010. Dari dua laga di Grup B, tak ada tim yang mampu terus meraih kemenangan.

Sebagai juara Grup A, Indonesia akan menghadapi runner up Grup B. Tiga negara: Filipina, Singapura dan Vietnam potensial menjadi calon lawan Indonesia.

Laga terakhir Grup B akan digelar nanti malam di Vietnam. Tuan rumah Vietnam akan melawan Singapura, dan Filipian bersua Myanmar.

Sumber :

tvOne & VIVAnews

Kategori:Sport

KEBUTUHAN DAN KEINGINAN SEORANG ANAK

8 November 2010 Tinggalkan komentar

Setiap anak mempunyai kebutuhan yang sah untuk diperhatikan, dimengerti, ditanggapi dengan serius, dan dihargai oleh ibunya. Kebutuhan anak terhadap ibunya seringkali kita saksikan apabila seorang anak dalam gendongan ibunya saling menatap, ibu memandangi wajah anaknya dan anaknya mernandangi wajah ibu seakan-akan ia menemukan dirinya sendiri. Anak merasa terjamin karena ibunya benar-benar memandang kepada makhluk yang unik dan yang tak berdaya ini, bukan memproyeksikan harapan-harapan si ibu, rasa takutnya dan rencana-rencana si ibu bagi sang anak kelak. Jika hal yang ini terjadi maka si anak tidak akan menemukan dirinva pada wajah ibunva, melainkan menemukan proyeksi-proyeksi sang ibu berupa harapan-harapan terhadap anaknya. Anak ini kelak tidak mempunyai cermin dan sepanjang hidupnya ia akan mencari cermin itu dengan sia-sia

Pertumbuhan yang sehat

Merupakan suatu sangat beruntung bagi anak yang dapat bertumbuh besar dengan orang tua yang dapat di jadikan cermin dan selalu menyediakan dirinya untuk kebutuhan dalam diri anaknya.yakni orang tua yang menjadikan dirinya untuk berfungsi sebagai sarana bagi perkembangan anaknya, maka perasaan yang murni dapat tumbuh dan berkembang sehat dalam diri si anak.

Sianak berharap memperoleh suatu iklim emosional yang murni dari orang tua serta dapat memahami dan menyediakan kebutuhan-kebutuhan si anak, yaitu iklim emosional yang bersifat hangat, jika tidak menginginkan anaknya mencari kehangatan kepada orang lain-kontak yang murni dan otomatis seseorang dengan emosi dan kebutuhan-kebutuhannya, memberikan orang itu kekuatan dan harga diri (self-esteem).

Memahami dan megerti akan apa yang dilakukan dan diperbuat seorang anak, akan meningkatkan kepercayaan anak kepada orang yang memahaminya. Memberikan kepercayaan kepada anak merupakan sesuatu yang memang sulit tetapi akan menjadi mudah manakala orang tua tidak menjadikan atau memproyeksikan harapan dan keinginanya kepada anak, proyeksi dan keinginan orang tua ini yang akan menjadikan bekas yang sewaktu-waktu akan muncul bersamaan dengan hal-hal yang tidak menyenangkan anak itu.

Kebutuhan merupan sebuah modal untuk pencapaian masa akan datang. Jika kita dapat melihat hirarki kebutuhan Maslow, bahwa jenjang kebutuhan yang dan dasar mencapai puncaknya (kebutuhan Biologi, rasa aman, rasa kasih sayang, harga diri dan aktualisasi diri). Namun kebutuhan dasar yang di miliki seseorang sangat menentukan proses kehidupan kemudian. Kebutuhan dasar yang ada pada akan tercipta dalam dua kebutuhan yaitu kebutuhan sebenarnya dan kebutuhan yang tidak sebenarnya.

Kebutuhan yang sebenarnya inilah yang dibutuhkan seorang anak untuk mencapai kehidupan kemudian. Dengan kebutuhan ini akan merasa bahwa perasaan kasih yang tertanam dalam dirinya, perasaan aman dan perasaan pencapai diri yang kuat yaitu kepercayaan diri. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi, maka ia akan membekas hingga saatnya muncul – stimulus (rangsangan) datang ia akan tampil kepermukaan.

Sedangkan kebutuhan yang tak sebenarnya akan muncul pada setiap orang (anak), tetapi hanya merupakan suatu reaksi yang sifatnya tidak diinginkan. Oleh karena itu kebutuhan yang tidak sebenarnya apabila tidak terpuaskan maka ia tidak akan menjadikan gangguan di kemudian haninva. Rasa kebutuhan ini muncul pada anak seperti apabila ia melihat sesuatu yang ia tidak menyukai, hanya karena melihat teman (orang lain) menyukainya maka ia pun berusaha menyukaiannya – dapat disebut sebagai lapar mata. Jika kebutuhan itu diabaikan ia pun tidak akan merasakan apa-apa.

Maka untuk menjadikan pertumbuhan dan perkembangan yang sehat pada anak-anak dikemudian hari, sebagai orang tua dapat memberikan suatu kehangatan yang sangat berarti bagi anak-anaknya. Begitu juga bila kita ingin memberikan kebutuhan dan keinginan yang akan diperlukan oleh sang anak seumur hidupnya, maka orang tua harus dan tak boleh dipisahkan dari anaknya yang baru dan sangat membutuhkannya.

Kebutuhan ini terlihat pada seorang bayi yang baru lahir, ia membutuhkan ibunya disampingnya, tetapi bila ia dipisahkan dari ibunya, maka peluang terbesar telah hilang baik si ibu maupun si bayi itu sendiri. Ikatan batin antara ibu dan bayinya (melalui sentuhan kulit atau tatapan mata) setelah pasca melahirkan akan memunculkan perasaan bahwa mereka berdua saling memiliki, sebuah perasaan kebersamaan, hal ini sudah ada sejak masa hamil. Si bayi mendapatkan rasa aman yang ia butuhkan untuk mempercayai ibunya, dan si ibu menerima keyakinan si bayi itu yang akan membantunya dalam memahami dan merespon pesan-pesan anaknya. keintiman yang timbal balik ini tidak akan dapat tercipta lagi, karena ketidak hadiran ibu dan bapaknya, dan menjadi hambatan yang serius sejak awal kehidupannya.

“Orang tua yang merasakan ikatan dengan anaknya, akan berkurang untuk menyalahgunakan anaknya dan akan berada pada posisi melindungi anaknya dan kemungkinan yang tidak menyenangkan pada diri anaknya”.

Gangguan yang terjadi

Apa jadinya bila seorang ibu, tidak memenuhi kebutuhan-kebutuhan anaknya, dan tidak mampu menumbuhkan keyakinan diri anaknya? Yang sebanarnya orang tua sangat berusaha untuk memberikan dan memenuhi kebutuhan yang diinginkan anaknya. Karena hal ini merupakan kasih sayang mereka pada anaknya; tetapi seringkali orang tua menyayangi anaknya dengan penuh cinta kasih, namun kasih sayang itu tidak sesuai dengan yang dikehendaki anaknya. Hal mi terjadi disebabkan orang tua menjadi hubungan dirinya dengan anak sebagai hubungan yang eksploitatif. Maka dengan hubungan ini akan terjadi suatu kehilangan kerangka (framework,), yang memungkinkan munculnya perasaan dan emosi-emosinya. Akibatnya si anak membentuk sesuatu yang dibutuhkan orang tuanya, dan ia akan terselamatkan hidupnya pada saat itu (dengan menjaga cinta kasih sayang orang tuanya). Sebaliknya akan mencegah diri dalam sepanjang hidupnya, untuk mendapatkan identitas dirinya – ia tidak mengenal dirinya sendiri – dirinya menjadi diri orang tuanya.

Lain hal lagi orang tua yang mempunyai framework yang berbeda diantara keduanya, tidak akan dapat memenuhi kebutuhan anaknya. Karena kepentingan kedua yang saling mendominasi pada anaknya, sehingga akan membawa anak kepada ketidak pastian pribadi, anak akan mengalami apa yang dinamakan terpecahnya kepribadian. – Begitu juga bagi orang tua yang terpisah. Dalam kasus ini kehutuhan-kebutuhan alami sesuai dengan umur si anak tidak dapat diintergrasikan, karenanya kebutuhan-kebutuhan itu kemudian direpresi atau dipisah dalam kehidupan nyata. Dan ia akan hidup dalam suasana masa lalu tanpa menyadarinya, dan berlanjut untuk bereaksi terhadap bahaya-bahaya yang akan mengacam diri, meskipun saat itu sebenarnya sudah tidak membahayakannya lagi. Yang ada hanya berupa pertahanan diri sebagai perisai hidupnya.

Dalam sebuah studi lapangan yang dilakukan oleh Maryam dan Nova Akmalia, yang saat ini telah meraih kesarjanaannya, dari fakultas psikologi STAI Citra Didaktika, yang menunjukkan hasil bahwa anak yang rendah diri dan perilaku destruktif akibat dari berpisahnya kedua orang tua (bercerai).

Bagi anak-anak yang kedua orang tuanya berpisah, ia tidak dapat terpenuhi kebutuhan-kebutuhan yang sebenarnya, karena masing-masing orang tua yang berkepentingan. Sehingga anak di manfaatkan untuk keperluan dan kepentingan pribadi dan masing-masing orang tuanya. Hal ini mengakibatkan anak dimasanya kelak tidak mampu untuk mengontrol dirinya dan bertindak tanpa dasar kebutuhan dan keinginan dan dirinya.

Jalan Keluarnya

Jalan keluar untuk dapat memberikan kebutuhan anak dapat kita berikan 4 pola asuh, yaitu memberikan:

Kasih sayang; bukan berupa menyurahkan segala keinginan dan kemauan anak saja tetapi dapat meletakan kasih sayang itu pada tempatnya yang tempat guna. Kasih sayang dibutuhkan oleh seorang anak, kasih sayang di dambakan sia anak, bukan kasih sayang atas dasar kepentingan dan keinginan diri kita sebagai orang tua.

Pengertian; tahapan keduanya memberikan pengertian pada anak dengan mau memahami apa yang dilakukan dan diperbuat anak merupakan suatu coba uji yang harus kita menyampaikan dengan penuh pengertian, bukan berupa hukuman dan marahan, dan yang sering menyalahkan anaknya. Anak salah karena ia tidak mengerti atas kesalahannya, memberikan informasi dengan hukuman dan kesalahan atau marahan, tidak akan memberikan pemahaman bagi anak, sehingga kemungkian besar anak akan mengulangi lagi atas kesalahan tersebut.

Pendidikan; Tahapan ini kita dapat menunjukkanjalan mana yang baik dan buruk, jalan yang tentu sesuai dengan kemampuan dan kondisi si anak itu sendiri, hukan jalan yang kita inginkan, melainkan jalan yang henar-benar sesuai dengan diri anak itu sendiri, terhadap apa yang telah kita berikan pada tahapan pertama dan kedua.

Jadi Temannya; tahapan akhir ini kita mengajak musyawarah dan segala sesuatu dapat dibicarakan bersama, atau mengikut sertakan dalam pengambil keputusan dalam kehidupan bersama dilingkungan rumah.

Berharap dengan jalan ini akan memberikan generasi kita yang hidup tanpa tekanan masa lalu dan hidup dalam masa depan yang cermelang tanpa beban dan pendiritaan masa lalu.

==================================================================

Sumber:  Abubakar Baraja, S.Psi

Gambar : 1)2)3)4)

Kategori:Psikologi